Search

'전체 글'에 해당되는 글 79건

  1. 2020.08.19 1. Pertanyaan. Apa tujuan utama dan tertinggi manusia?
  2. 2020.07.24 What is the Reformed?
  3. 2020.07.18 Pembenaran
  4. 2020.07.16 Yohanes 7:1-9
  5. 2020.07.15 Yohanes 6:60-71

KOMENTARI KATEKISMUS BESAR WESTMINSTER (1647)

J.G Vos & G. I. Williamson

Selain pengakuan iman, Sinode Westminster menghasilkan juga tata kebaktian, tata gereja, dan dua kitab katekismus. Katekismus Besar selesai dalam bulan Oktober 1647, Katekismus Kecil menyusul satu bulan kemudian. Keduanya diterima secara resmi oleh Gereja Skotlandia dalam tahun 1648.

 

1. Pertanyaan. Apa tujuan utama dan tertinggi manusia?

Jawaban. Tujuan utama dan tertinggi manusia ialah memuliakan Allah[a] dan bersukacita sepenuhnya di dalam Dia untuk selama-lamanya.[b]

[a]. Rom 11:36; 1Ko 10:31. [b]. Maz 73:24-28; Yoh 17:21-23.

 

(Penjelasan)

1) Apa artinya ‘Tujuan’ di pertanyaan pertama?

Itu berarti penggunaan di mana sesuatu itu ada.

 

2) Mengapa evolusionis yang teliti tidak dapat menyetujui jawaban pertama di atas?

Sebab ia yakin bahwa manusia berevolusi dari nenek moyang binatang secara kebetulan. Keyakinan mereka tidak konsisten, karena dalam penciptaan pasti ada asal usul segala sesuatu, tetapi evolusionisme berasumsi bahwa sesuatu telah ada lalu berkembang ke bentuk lain. Oleh sebab itu, evolusionis tidak dapat percaya penciptaan yang dilakukan kekuatan Allah yang sempurna, akhirnya tidak dapat juga menerima kebenaran bahwa umat manusia ada untuk Allah, bukan untuk dirinya sendiri.

 

3) Apakah ada kesalahan dalam pernyataan ini ‘Tujuan utama dan tertinggi manusia ialah mencari kebahagiaan’?

Pernyataan ini setidaknya berarti bahwa tujuan kehidupan manusia ada di dalam manusia. Namun pernyataan ini tidak bisa selaras dengan ajaran Alkitab bahwa Allah menciptakan segala sesuatu demi kemuliaan Allah sendiri. Kebahagiaan manusia yang sejati datang setelah memuliakan Allah dan bersukacita sepenuhnya di dalam Dia.

 

4) Apakah ada kesalahan dalam pernyataan ini ‘Tujuan utama dan tertinggi manusia ialah mencari kebahagiaan umum’?

Pernyataan ini juga ada di kesalahan. Tetapi sedikit berbeda dengan yang di atas. Pernyataan ini melihat kebahagiaan manusia dan kesejahteraannya adalah tujuan sejati secara umum untuk kehidupan seluruh umat manusia. Ini juga melawan ajaran Alkitabiah dan juga sama dengan pemikiran sekular seperti ‘Man is the measure of all things(Manusia adalah ukuran segala sesuatu)’. Kehidupan modern sangat dipengaruhi pemikiran yang salah, apalagi sebagian dari gereja-gereja pun yang mencari ‘Allah demokratik’.

 

5) Mengapa Katekismus Besar menempatkan lebih dulu ‘memuliakan Allah’ daripada ‘bersukacita sepenuhnya di dalam Dia’

Sebab unsur yang paling penting dalam tujuan kehidupan manusia ialah memuliakan Allah dan unsur yang bersukacita di dalamNya itu termasuk pada unsur yang memuliakan Allah. kita senantiasa harus menekankan untuk memuliakan Allah. Seorang yang hanya bersukacita dalamNya tanpa memuliakan Allah dapat jatuh ke dalam bahaya berpikir bahwa Allah ada untuk manusia, bukan manusia ada untuk Allah, sehingga iman yang mistikal dan sentimental akan ditimbulkan.

 

6) Mengapa seluruh umat manusia tidak dapat beroleh sukacita tanpa memuliakan Allah?

Sebab sukacita yang sejati ditentukan menurut tindakan untuk melaksanakan tujuan kita diciptakan. Perbuatan manusia yang melakukan sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya ialah kemuliaan manusia sejati. Jika menjauhi dari kehidupan yang menuruti tujuan itu, maka di sana tidak ada sukacita yang sejati dan mendalam. Hal ini dinyatakan di ‘The Confessions’ yang ditulis St. Augustine. “for thou hast made us for thyself and restless is our heart until it comes to rest in thee.’

 

 

What is the Reformed?

Systematic Theology 2020. 7. 24. 22:49 Posted by IRRC

What is the Reformed? (kidok.com)

Penulis: Byuong Ho Mun

Penerjemah: Paulus JinuKim

1. Asal Usul Reformed: Persoalan terhadap Istilah

            Apakah ‘Reformed’? Istilah ini secara sejarah digunakan sama dengan ‘Calvinism’. Reformed berfokus pada moto ‘Sola Scriptura’ yang mengandung makna-makna ‘Sola Fide’, ‘Sola Gratia’, ‘Solo Christo’, ‘Soli Deo Gloria’. John Calvin(1509-1564) menyatakan bahwa menuruti pengajaran Alkitab ialah paling teologis. Teologi Calvin dimulai dari Alkitab dan diakhiri di dalam Alkitab. Calvin adalah ‘teolog dari Alkitab’ dan ‘teolog Alkitabiah’.

            Reformed menyatakan ‘Segala tulisan yang diilhamkan Allah’(2 Tim 3:16), dan mengakui bahwa kebenaran yang telah kita terima dan kita yakini adalah kebenaran dari Alkitab dan kebenaran Alkitabiah. Teolog-teolog Reformed yang dipengaruhi Calvin menyatakan ‘injil dari Alkitab’ sajalah ‘injil Alkitabiah’. Pernyataan ini jelas berbeda dengan inclusivism, syncretism, dan pluralism yang menyatakan injil Alkitabiah tidak terbatas pada injil dari Alkitab dan terbuka atas istilah ‘Alkitabiah’. Mereka menyebut diri ‘kaum injili’, tetapi kata ‘injil’ dari mereka bukan lagi injil yang utuh di Alkitab.

            Reformed mencari teologi sejati dan pietas(kesalehan) sejati menurut pengajaran Alkitab. Maka hal ini kadang disamakan dengan conservatism atau fundamentalism. Reformed disebut ‘conservatism’ karena Reformed sungguh-sungguh melekati asul usul yang intrinsik dan dasar yang utuh, yaitu Alkitab. Reformed disebut ‘fundamentalism’ karena Reformed mempertahankan doktrin Alkitab sebagai standar gereja yang bisa jatuh atau kembang.

            Kecenderungan yang konservatif dan fundamental dalam Reformed tidak berhenti saja pada kecenderungan sendiri, tetapi juga memunculkan ketelitian teologis. Contohnya, dapat ketemu di Reformed Orthodoxy yang didirikan Calvinist sejak akhir abad ke-16 (ref. teolog-teolog Reformed Orthodoxy; Wilhelmus à Brakel, John Owen, Francis Turretin, Peter Martyr Vermigli, Gisbertus Voetius, Hermann Witsius, Johannes Wollebius, Girolamo Zanchi dll.). Herman Bavinck, Abraham Kuyper, C. Hodge, B. B. Warfield dsb. sangat mengembangkan secara sistematik doktrin Kristen dalam Reformed. Maka posisi kita berada di posisi yang mengingat kembali dan juga di posisi yang melangkah ke depan.

2. Reformed dan Calvinism

            Ada banyak definisi dari teolog-teolog atas ‘Reformed’. Dalam arti paling luas Reformed menyertakan kebenaran Alkitabiah, teologi orthodoxy, dan kehidupan. Dalam arti luas Reformed disamakan Reformasi, termasuk Lutheran. Namun biasanya dalam arti sempit, Reformed berbeda dengan Lutheran dan disebut ‘Calvinism’, yaitu penganut Calvin. Bagaimana Reformed didefinisikan sebagai ‘Calvinism’? Paul T. Fuhrmann menyatakan sebagai berikut;

“warisan sejati dari Calvin adalah bukan struktur, tetapi metode yang meneliti manusia, Kristus, iman, dunia, Alkitab, agama, kehidupan dll. dengan sudut pandang Allah, bukan dengan sudut pandang manusiawi.”


            Calvin meninjau seluruh wilayah seperti penciptaan, wahyu, dan keselamatan dalam ‘sudut pandang Allah’. Itu sebabnya kita menyebut Reformed sebagai ‘Calvinism’. Dengan katal lain, Calvinism adalah sudut pandang tentang dunia atau kehidupan yang meninjau diri sendiri dan dunia dalam ‘sudut pandang Allah’. H. Henry Meeter yang menulis buku tentang Calvinism menyatakan di bawah.

 

“The central thought of Calvinism, therefore, the great thought of God.”

            Kalvinis(Calvinist) mendirikan ‘Calvinism(Reformed)’ dengan cara memperdalam secara sistematis ‘sudut pandang Allah’ yang diterangi Calvin. Persatuan(unity) dan kelangsungan(continuity) di antara Calvin dan Calvinist berada di ‘sudut pandang Allah’ sendiri yang mereka berbagi. Dengan demikian Calvinism menolak subjektivitas dengan saksama dan mengutamakan kedaulatan Allah (God’s sovereignty) dalam hal objek yang diteliti maupun cara yang dipakai.

 

3. Prinsip dasar Calvinism

            Prinsip dasar Calvinism berada di Alkitab. Teologi Reformed mementingkan prinsip ‘sola Scriptura’ seperti teologi Covenantal. Sebagaimana Abraham Kuyper mengatakan, Reformed dimengerti berpusat pada Allah, firman, gereja, dan kehidupan. Pengajaran Alkitab, doktrin, dan teologi adalah elemen-elemen di atas bercampur.

            Alkitab diterima hanya oleh iman dalam kerja Roh Kudus. Pengetahuan dunia dideduksi oleh akal(Reason), tetapi pengetahuan Alkitab diterima oleh iman. Alkitab tidak mengandung kesalahan atau seratus persen benar sebagai firman Allah yang tercantum(ineransi Alkitab). Otoritas Alkitab ada di Allah sendiri yang menulis Alkitab. Alkitab tidak mengandung kesalahan dalam norma, sejarah, pemikiran, dan tulisan. Alkitab adalah firman Allah yang tertulis dengan diilhamkan Allah, dan penulis aslinya adalah Allah sendiri. Penulis manusia hanya sekunder saja, tetapi seluruh firman yang mereka terima tidak mengadung kesalahan. 

            Berdasarkan dengan sudut pandang Alkitab ini, sinode Dordrecht (the Synod of Dort, 1610) mendirikan prinsip Reformed, yaitu TULIP(5 pokok Calvinism): Total Depravity(Kerusakan Total), Unconditional Election(Pemilihan Tanpa Syarat), Limited Atonement(Penebusan Terbatas), Irresistible Grace(Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak), Perseverance of the Saints(Ketekunan Orang-orang Kudus). Dan Sebelum PCUSA(Presbyterian Church USA) tercemar dari teologi Liberal, sinode itu medeklarasikan 5 prinsip dalam pengajaran Alkitab dan pengakuan iman Westminster pada tahun 1910; biblical inerrancy, the virgin birth of Jesus, Jesus’s resurrection of the body , substitutionary atonement of Jesus, and the literalness of Jesus’s miracles. 

 

4. Teologi Covenant Reformed

            Reformed menolak Nomism dan Antinomianism dua-duanya. Reformed tidak menyatakan pengakhiran Hukum Taurat, melainkan injil Kristus sebagai pemenuhan Hukum Taurat(Mat 5:17; Rm 10:4). Kristus menggenapi Hukum Taurat, dan juga kebenaran yang telah Dia genapi diberikan kepada orang Kudus supaya hidup dengan menjaga Hukum dalam anugerah Allah. Calvin menyatakan hal inilah penggunaan utama dari Hukum Taurat. 

            Covenant adalah bahwa Allah Putra datang di dunia untuk melaksanakan rencana keselamatan Allah dengan sempurna, dan kebenaran(Righteousness) ini diberikan kepada orang Kudus. Hal ini mengandung penggenapan redemptive-historical dan penerapan soteriological. Penggenapan redemptive-historical berarti bahwa Yesus sudah selesai segala kebenaran (righteousness) dalam satu kali saja(Yoh 19:30), penerapan soteriological berarti bahwa Yesus menggenapi kebenaran(righteousness)Nya dengan mencurahkan Roh diri-Nya dan juga kebenaran(righteousness) itu diberikan kepada orang Kudus lalu dianggap punya orang Kudus(KPR 2:33). Dengan demikian teologi Covenant Reformed menerima kebenaran Alkitab dalam perspektif redemptive-historical dan soteriological.

            Karena umat manusia yang jatuh ke dalam dosa dihukum mati dan dilahirkan dalam kondisi kerusakah total dan ketidakmampuan sepenuhnya, maka tidak seorang pun yang bisa menaati Allah dan mendapatkan kehidupan kekal. Oleh karena itu, Allah mengutus Putra ke dunia dan Putra itu mengalami seluruh penderitaan dan menaati Hukum Taurat sepenuhnya supaya memberikan kebenaran(righteousness) kepada manusia. Kebenaran(righteousness) itu menjadi uang tebusan untuk hidup kekal.

             Hukum Taurat adalah norma untuk kehidupan yang kudus dan benar. Ia diberikan Allah sebagai jalan yang dihidupi umat covenant. Hukum Taurat sendiri secara esensial adalah kudus, benar, baik, dan rohani(Rm 7:12, 14). Namun Hukum Taurat menjadi berfungsi dengan kutukan, karena keberdosaan. Hukum Taurat mengandung perintah dan perjanjian, karena Hukum Taurat adalah hukum covenant, yaitu Torah. Oleh sebab itu, Hukum Taurat mewahyukan apakah sifat Allah dan kehendak-Nya. Perjanjian dari Hukum Taurat digenapi secara sempurna Kristus. Inilah injil. Injil mendeklarasikan anugerah Allah, yakni pengampunan dosa dan imputasi kebenaran. Hukum Taurat punya 2 penggunaan, yang pertama adalah membuat orang berlari kepada Kristus dengan menyadari keberdosaan dirinya, yang kedua adalah membuat orang yang dilahirkan kembali hidup sesuai dengan pengajaran Hukum itu. Intisari kebebasan orang Kristen adalah orang Kristen dilepaskan dari kutukan Hukum Taurat dan menaati kehendak Allah yang diwahyukan dalam Hukum Taurat dengan sepenuh hati. Hukum Taurat sebagai hukum covenant menangani fungsi teologis hanya dalam injil.

            Dengan demikian, teologi covenant Reformed mewariskan dan memperdalam pengajaran Calvin. Calvin menolak rationalism yang menyatakan bahwa manusia dengan sendiri bisa tahu dan meritocrasy yang menyatakan bahwa manusia dengan sendiri bisa melakukannya. Apalagi menolaknya agnostics yang menyatakan bahwa manusia tidak bisa tahu dan fatalism yang menyatakan bahwa manusia tidak bisa melakukannya. Menurut Calvin, jika Allah memberitahu manusia, maka ia bisa tahu, dan juga jika Allah memampukan manusia melakukan, maka ia mampu melakukannya. dari hal inilah prospek teologi covenant terbuka. Prospek itu menyatukan iman sejati yang menganggap hanya firman saja sebagai kebenaran yang tidak berubah dan lengkap dengan tindakan sejati yang memperoleh keberanian besar dengan menyangkal diri. Gereja Presbyterian Korea menerima Reformed yang didirikan Calvin dan penganutnya melalui berbagai proses dari Western. Misionaris-misionaris mula-mula di Korea yang sangat memengaruhi gereja-gereja mempunyai pengetahuan mendalam terhadap teologi Reformed, dan kehidupan dan iman mereka juga saleh sekali. Historical Reformed atau Calvinism percaya sungguh-sungguh bahwa ‘kekuatan Allah yang menyelamatkan’(Rm 1:16) baik menghidupkan kehidupan maupun beroperasi sebagai anugerah yang tidak dapat ditolak(irresistible grace) yang menguduskan kehidupan.   

'Systematic Theology' 카테고리의 다른 글

Apakah Iman Reformed Layak dalam Globalisasi?  (0) 2020.06.29
Soteriology ke-1 Definisi  (0) 2020.06.26

Pembenaran

Terminology 2020. 7. 18. 15:38 Posted by IRRC

Pembenaran

(Latin) justificatio (Ing.)justification

 

1. Makna: adalah deklarasi yang indah dari Allah di mana menganggapi orang berdosa diberarkan berdasarkan kebenaran(righteousness) Yesus Kristus yang sempurna. (L. Berkhof)

 

2. Kegandaan karakter pembenaran: Kitab Zakharia menunjukkan kegandaan karakter pembenaran dengan nyata (Zak 3:4-5).

  1)menjauhkan kesalahanmu dari padamu, yaitu pengampunan dosa.

  2)mengenakan kepadamu pakaian baru, yaitu mengenakan kebenaran Kristus.

 

3. Landasan pembenaran: diberlakukan berdasarkan kebenaran Kristus yang sempurna melalui kematian dan kebangkitan.

  1) kita dianggap telah memenuhi tuntutan Hukum Taurat melalui kematian Kristus yang internal dan bersifat menggantikan.

  2) kita dibebaskan dari kutukan seluruh Hukum Taurat melalui kebangkitan Yesus Kristus. Dengan demikian kita bukan orang berdosa, tetapi anak Allah yang dibenarkan.

 

4. Kerendahan hati dan pembenaran: Pembenaran memulihkan dan membangun kembali hubungan dengan Allah. Pembenaran Kristus menjadi keselamatan kita, karena pembenaran menghidupkan kita menurut tujuan penciptaan dengan mendapatkan materi sorgawi dalam hubungan damai dengan Allah. Oleh sebab itu, umat Allah yang memahami esensi pembenaran dengan akurat menjadi rendah hati dan hanya mengandalkan Allah secara mutlak. 

'Terminology' 카테고리의 다른 글

Adopsi  (0) 2020.09.27
Panggilan  (0) 2020.07.10
Urutan Keselamatan  (0) 2020.07.08
Kemalasan  (0) 2020.07.03
Wahyu Khusus  (0) 2020.06.24

Yohanes 7:1-9

Quiet Time 2020. 7. 16. 15:22 Posted by IRRC

Saat Teduh hari ini ke-31

Original  Book: Daily Living Water
Penerjemah: Paulus Jinu Kim
Editor: Yelsin 

 

Judul: Yesus yang menatikan waktu dan mempersiapkan

Teks Bacaan: Yohanes 7:1-9

1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.

2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.

3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan.

4 Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."

5 Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.

6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.

7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.

8 Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap."

9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea.

 

(Pertanyaan)                

1. Ketika itu sudah dekat hari raya Pondok Daun, Apa yang saudara-saudara Yesus sarankan kepada Yesus? (ay 2-4) 

2. Bagaimana respons Yesus terhadap permintaan saudara-saudara-Nya yang tidak percaya? (ay 6-8)

3. Apa maksud Yesus tentang “Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap”?

4. Apa yang anda sadari dengan melihat sikap Yesus yang mempersiapkan waktu-Nya tanpa berharap dengan hormat duniawi?

5. Apakah anda pernah mencari hormat dan pujian duniawi seperti saudara-saudara Yesus? Apa yang anda tetapkan untuk menyerupai Yesus yang mempersiapkan dan menantikan waktu demi pemenuhan pelayanan tanpa menampakkan diri?

 

(Pemaparan)

* Hari raya Pondok Daun (ay 2): disebut juga “hari raya Tabernakel,’’ “hari raya pengumpulan hasil.” Setelah panen musim gugur, orang Israel merayakan perlindungan Allah pada saat di padang gurun dengan tinggal dalam tabernakel di atap rumah atau lapangan selama 7 hari.    

* Tampakkanlah diri-Mu kepada dunia (ay 4): artinya jika memikirkan diri sebagai Mesias, maka dapatkanlah kepopuleran dan nama baik dari dunia di Yerusalem. Dan juga artinya menemukan kembali perhatian orang banyak yang telah mengundurkan diri dari Yesus.

* Waktu-Ku (ay 6): waktu melaksanakan keselamatan melalui penderitaan dan kematian di salib. 1 Yohanes 2:2, Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Ketika sudah dekat hari raya Pondok Daun, saudara-saudara Yesus menyarankan Yesus menampakkan diri kepada dunia dengan menunjukkan atau mengadakan mujizat di Yerusalem (ay 2-4). Karena saudara-saudara pun tidak percaya Yesus adalah Mesias (ay 5), mereka menyarankan kepada Yesus untuk mencari nama baik dan kepopuleran dari dunia. Jawab Yesus, belum waktunya Yesus yang menyelesaikan keselamatan Allah dengan penderitaan dan kematian di kayu salib, oleh sebab itu diri-Nya dibenci dunia (ay 7). Sebenarnya Yesus tidak mementingkan hal menampakkan diri kepada dunia, melainkan menggenapi kehendak Allah Bapa dengan menjadi pendamaian untuk segala dosa manusia (ref. 1 Yoh 2:2). Orang Kristen pun harus menantikan waktu kehendak Allah terlaksana dan memusatkan diri untuk memahami kehendak Allah yang telah mewujudkan pekerjaan keselamatan umat manusia melalui kematian di kayu salib. Dengan demikian murid Yesus harus menjauhkan diri (hati) dari kecenderungan mencari nama baik dan kepopuleran dari dunia. Banggalah dengan salib Yesus dan hidup sebagai murid yang serupa dengan Yesus dan teladanilah Dia dalam kerendahan hati dan pengorbanan.

 

(Doa)

Kiranya kami menjadi murid Yesus yang menunjukkan kemuliaan salib bukan kebanggaan diri dan nama baik untuk kami.  

'Quiet Time' 카테고리의 다른 글

Yohanes 6:60-71  (0) 2020.07.15
Yohanes 6:52-59  (0) 2020.07.10
Yohanes 6:41-51  (0) 2020.07.09
Yohanes 6:30-40  (0) 2020.07.08
Yohanes 6:22-29  (0) 2020.07.03

Yohanes 6:60-71

Quiet Time 2020. 7. 15. 18:39 Posted by IRRC

Saat Teduh hari ini ke-30

 

Judul: Murid yang mengikuti dan murid yang mengundurkan diri

 

Yohanes 6:60-71

 

60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?

63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.

65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"

68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."

71 Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.

 

(Pertanyaan)

1. Bagaimana banyak murid merespons terhadap pengajaran Yesus?(ay 60, 66)

 

2. Bagaimana Petrus mengakui kepada Yesus?(ay 68-69)

 

3. Mengapa banyak murid Yesus mengundurkan diri dari-Nya secara berbeda dengan 12 murid?

 

4. Apa yang anda sadari dengan melihat Petrus yang mengakui iman setelah ia menyadari ada pengajaran tentang hidup kekal dari Yesus?

 

5. Pernahkah anda mengundurkan diri dengan tidak menaati seperti banyak murid, karena mengalami kesulitan dalam pelayanan gereja? Apa yang akan anda tetapkan untuk sungguh-sungguh mengikuti Tuhan tanpa bergoyang-goyang karena godaan setan?

 

(Pemaparan)

* Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya? (ay 60): Semakin mengerti pengajaran Yesus, semakin menyadari susah sekali untuk mengikutinya. Dimulai baik pemimpin orang Yahudi maupun banyak murid Yesus tidak mengikuti-Nya. Hal ini berarti mereka sulit menaati pengajaran Yesus karena mereka menyadari Yesus tidak berjalan ke dalam Mesias politis.  

*Roh (ay 63): berarti dengan Roh Kudus yang memberikan hidup kekal. Pengajaran Yesus dan pelayanan keselamatan-Nya dapat berhasil melalui pekerjaan Roh Kudus.

1 Kor 2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

 

Banyak murid tidak mengerti pengajaran Yesus seperti ‘makan daging dan minum darah dari Yesus’, ‘roti yang turun dari sorga’(ay 58), dan mereka mengundurkan diri dari Yesus.(ay 66) Mereka tidak bisa mengikuti dengan sungguh-sungguh karena mereka mengerti pengajaran Yesus secara duniawi. Barangsiapa beriman dengan berpikir hanya mencari keuntungan diri, maka ia tidak menyadari dengan utuh mengapa Yesus datang di dunia ini lalu semakin menjauhkan diri dari Yesus. Namun Petrus dapat mengakui iman dengan utuh, karena ia menyadari kebenaran rohani bahwa Yesus adalah ‘Yang kudus dari Allah’. Ketika berfokus pada pengajaran dan pelayanan keselamatan dari Tuhan dengan menaati firman Yesus “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna” dan menyerahkan keinginan jasmani, kita bisa menikmati hidup kekal yang diberikan Yesus. Oleh karena itu, haruslah membuang pikiran manusiawi dan haruslah mengembangkan kekuatan untuk dapat menilai manakah kebenaran rohani dengan mengandalkan Roh Kudus.(ref. 1 Kor 2:14) Semoga menjadi murid Yesus yang tinggal dalam Roh Kudus supaya tidak melakukan kebodohan seperti Yudas Iskariot yang tergoda kepada setan.

 

(Doa)

Kiranya kami meniadakan pikiran dan harapan manusiawi dan menilai manakah kebenaran rohani dalam Roh Kudus.

'Quiet Time' 카테고리의 다른 글

Yohanes 7:1-9  (0) 2020.07.16
Yohanes 6:52-59  (0) 2020.07.10
Yohanes 6:41-51  (0) 2020.07.09
Yohanes 6:30-40  (0) 2020.07.08
Yohanes 6:22-29  (0) 2020.07.03