13. Pertanyaan. Apa yang Allah putuskan pada khususnya berhubung dengan para malaikat dan dengan manusia?
Jawaban. Dengan putusan yang kekal dan tidak dapat diubah-ubah, berdasarkan kasih yang murni, supaya rahmat-Nya yang mulia dipuji-puji, yang akan dinyatakan pada waktu yang ditentukan, Allah telah memilih sejumlah malaikat untuk menerima kemuliaan;[a] lagi pula, di dalam Kristus, Dia telah memilih sejumlah orang agar menerima hidup kekal, dan agar menerima sarana-sarana yang membimbing mereka ke tujuan itu.[b] Begitu pula, menurut kekuasaan-Nya yang mahatinggi dan rencana kehendak-Nya yang tidak terselami (yang membuat Dia mengulurkan atau menahan anugerah-Nya menurut perkenan-Nya), yang lain-lain dilewatkan-Nya, dan ditentukan-Nya sebelumnya agar dikenai keaiban dan murka atas dosa mereka, demi pujian keadilan-Nya yang mulia.[c]
a. 1Ti 5:21. b. Efe 1:4-6; 2Te 2:13-14. c. Rom 9:17-18, 21-22; Mat 11:25-26; 2Ti
2:20; Yud 1:4; 1Pe 2:8.
(Komentari)
1) Apa artinya ‘tidak dapat diubah-ubah’(immutable)? Allah tetap dan abadi.
2) Apa penyebab pertama Allah telah memilih sejumlah malaikat untuk menerima kemuliaan? Karena kasih Allah yang murni.
3) Mengapa kata ‘murni’ termasuk pada jawaban? Karena Allah tidak bertanggung jawab untuk harus memilih sejumlah malaikat. Pilihan ini hanya datang dari kasih Allah saja.
4) Apa penyebab kedua Allah memilih telah sejumlah malaikat untuk menerima kemuliaan? Untuk membuat mereka memanifestasikan kemuliaan terhadap anugerah Tuhan.
5) Apa kesenjangannya antara pilihan Allah terhadap malaikat untuk menerima kemuliaan dengan pilihanNya terhadap manusia untuk menerima hidup kekal? Bagi manusia Allah memilih mereka ‘dalam Kristus’. Dengan kata lain, melalui penebusan Yesus Kristus mereka ditebus dari dosa dan dikenakan dengan kebenaran Kristus. Padahal bagi malaikat tidak ada yang berkaitan dengan keselamatan. Allah memilih mereka untuk hanya menerima kemuliaan dan menolong mereka untuk tidak jatuh ke dalam dosa.
6) Untuk apa yang Allah memilih manusia selain mereka dipilih untuk menerima hidup kekal? Allah memilih manusia untuk menerima ‘sarana-sarana’. Mereka dipilih untuk menerima juga sarana-sarana yang beroleh hidup kekal. Dengan kata lain, jikalau Allah merencanakan seseorang untuk beroleh hidup kekal, maka ia mendengar injil untuk sungguh-sungguh memperoleh hidup kekal, bertobat dari keberdosaan, dan akan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
7) Apa artinya ‘kekuasaan-Nya yang mahatinggi’? Allah adalah yang mahakuasa. Tidak apa yang lebih tinggi dan lebih kuasa dari Allah. Oleh kerena itu, tidak ada hak yang mengeluh ‘mengapa Allah begitu?’ kepada manusia.
8) Bagi ‘yang lain-lain dilewatkan-Nya’ mengapa Allah melewatkan mereka dengan tidak memilih untuk menerima hidup kekal? Kitab Suci menjelaskan hal ‘yang dilewatkan’ itu termasuk pada otoritas Allah. Dan hal itu tidak berdasarkan pada prestasi, kehidupan, atau personalitas manusia, melainkan pada otoritas Allah yang mahatinggi. Akan tetapi hal ini tidak berarti Allah tidak punya penyebab untuk melewatkan saja. Dengan kata lain, hal mereka dilewatkanNya bukan karena personalitas, prestasi, atau tingkah laku manusia, melainkan tujuan Allah yang tersembunyi yang tidak diketahui manusia.(Rm 9:13, 15, 20-21)
9) Bagi ‘yang lain-lain dilewatkan-Nya’ dalam otoritasNya, Mengapa mereka ditentukan sebelumnya untuk mendapatkan keaiban dan murka? Oleh karena dosa mereka. Perhatikanlah ungkapan ‘dikenai atas dosa mereka’ ini. Oleh sebab itu, predestinasi Allah yang telah menetapkan mengenai hukuman kekal kepada orang-orang berdasarkan pada baik otoritas Allah maupun atribut Allah yang adil dengan sempurna. Mereka dihukum kekal bukan karena Allah melewatkannya, melainkan mereka layak menerima hukuman atas dosanya. Orang jahat menyadari bahwa mereka menderita dalam hukuman yang layak diterima dan diperlakukan dengan adil oleh Allah.
10) Coba bayangkan seperti ini bahwa ‘jika saya telah ditetapkan untuk mendapatkan hidup kekal, bukankah saya beroleh hidup kekal tanpa penduli percaya kepada Yesus atau tidak? Jika demikian, mengapa saya berjuang untuk menjadi orang Kristen?’. Bagaimana kita bisa menjawab kepada orang seperti di atas? Pernyataan ini dari kesalahpahaman terhadap doktrin pilihan. Allah tidak memilih orang tanpa sarana-sarana untuk keselamatan. Allah telah juga menetapkan seseorang percaya kepada Kristus sebagai Juru Selamat.
11) Sebaliknya Coba bayangkan juga seperti ini. ‘jika menetapkan saya dihukum kekal dengan dikenai keaiban dan murka atas dosanya, maka apa gunanya untuk percaya kepada Kristus? ‘Meskipun saya menjadi orang Kristen yang setia, bukankah saya bisa ditolak untuk diselamatkan? Itu sebabnya tidak ada gunanya untuk percaya kepada Kristus’. bagaimana bisa dijawab tentang pertanyaan di atas? Bahwasanya tidak ada gunanya berusaha untuk membuka rahasia Allah yang ajaib dan juga untuk mengetahui apakah kita sendiri adalah orang terpilih atau tidak. Hal rahasia itu termasuk pada Allah dan kita hanya dapat mengetahui hanya yang diwahyukan saja. Jikalau seseorang ingin diselamatkan dengan sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, maka hal itu menjadi tanda Allah telah memilihnya kepada hidup kekal. Cara satu-satunya untuk mengetahui ketetapan Allah adalah bahwa sungguh-sungguh datang kepada Kristus dan menerimaNya supaya membuktikan keselamatan kita. Dengan demikian kita sendiri dapat penuh yakin kita adalah orang terpilih Allah.
12) Apakah ada kesulitan khusus dalam doktrin pilihan ini? Kesulitan adalah sebagai berikut; Bagaimana ketetapan Allah atas pilihan dapat berharmoni dengan kehendak bebas manusia? Jika Allah telah menetapkan segala hal yang ada di dunia termasuk nasib ultimat atas umat manusia, maka bagaimanakah bisa kita bebas dalam kehendak dan bertanggung jawab atas segala hal. Akan tetapi persoalan ini ajaib. Oleh sebab itu kita tidak mengatasi persoalan ini secara ultimat. Hanya apa yang kita buktikan adalah bahwa Kitab Suci menyatakan dengan jelas baik predestnasi Allah yang berdaulat maupun kehendak bebas manusia dan tanggung jawabnya. jika kebenaran-kebenaran alkitabih ini ditolak, maka ajaran jelas dari firman Allah akan ditolak dan kesulitan teologi yang lebih serius akan tertimpa
13) Bagaimana pendapat tentang pernyataan ‘bukankah tidak adil bahwa seseorang dipilih Allah untuk menerima hidup kekal dan seseorang hanya dilewatkanNya?’? Pernyataan ini berdasarkan bahwa Allah harus memperlakukan semua orang dengan adil dan bertanggung jawab untuk harus melakukan apa-apa untuk umat manusia. Jawaban terhadap pernyataan ini ada dalam Roma 9:20-21. Pertentangan atas doktrin pilihan Allah ini menyangkal kedaulatan Allah dengan berasumsi bahwa Allah bertanggung jawab kepada manusia atau yang lebih tinggi daripadaNya akan putusanNya. Akan tetapi kebenarannya sebagai berikut; A) Allah adalah penguasa berdaulat dan tidak perlu bertanggung jawab kepada siapapun akan putusan dan tindakan-Nya. B) Allah tidak bertanggung jawab memilih seluruh umat manusia untuk menerima hidup kekal. Allah mahaadil meski Allah membuat seluruh umat manusia menghadapi kehancuran kekal akibat dosa mereka. C) Jika Allah telah memilih seseorang untuk menerima hidup kekal, maka Allah tidak bertanggung jawab untuk memilih semua orang untuk menerima hidup kekal. Sebab pilihan Allah terhadap sebagian umat manusia terjadi dari anugerah-Nya dan ‘yang dilewatkan’ tidak dapat memprotes atau mengeluh. Maka benar bahwa Allah memperlakukan semua orang tidak setara dalam Kitab Suci. Dengan kata lain, Allah memberi seseorang dan tidak memberi yang lain. Namun hal ini bukan ‘tidak adil’. Karena putusan ini tidak ada yang tidak benar. Siapa saja tidak punya alasan dan hak untuk mengeluh kepada Allah, karena terasa memperlakukannya dengan tidak adil dan tidak benar.